

Alhamdulillah akhirnya bisa ke Jalan-jalan lagi. Kali ini Rutenya naik pesawat Jakarta-Surabaya, trus lewat darat menuju ke Malang. Main destination kali ini mau berpetualang ke P. Sempu yang berada di selatan Kota Malang. Waktu tempuh dari Malng ke Sempu sekitar 1,5 jam.
Hari Sabtu jam 11.30 semstinya kami sudah meninggalkan ibukota tercinta menggunakan Citilink. Ini kali pertama bagiku menggunakan maskapai penerbangan ini. Di luar dugaan, karena ada kerusakan teknis, kami baru berangkat menuju sekitar pukul 14.30. Disinilah petualangan dimulai. Salah satu temanku, Parlan awalnya hanya ingin mengabadikan kejadian dimana para penumpang complain ke pihak Citilink, karena jawaban dari Citilink yang tidak jelas mengenai ada lampu yang rusak dan mereka tidak tahu kapan selesai. Suasana saat itu makin memanas, kemudian yang awalnya temanku Parlan hanya ingin mendokumentasikan saja, malah menjadi Demonstration Leader,,,,xixiix ”vote to Parlan”. Hasil complainan itu, akhirnya pihak citilink mengeluarkan surat, dimana surat tsb ditandatangani Bapak Agus Kurniawan yang menyatakan bahwa semua penumpang mendapatkan pengembalian uang service sebesar Rp. 20.000. Saat itu pihak Citilink sudah menyerahkan uang tsb ke Parlan, tetapi karena Parlan merasa tidak berhak menerimanya, karena semestinya pihak Citilink mengembalikannya langsung ke para penumpang, dengan kata lain ”Parlan tidak digaji oleh Citilink untuk membagikan kompensasi atas delaynya penerbangan tsb”. Akhirnya bapak Agus menyarankan agar kompensasi tsb bisa diminta di pesawat (on board) dengan membawa surat pernyataan dari bapak Agus.
Sesampainya di Pesawat, Parlan menyerahkan surat kompensasi tsb kepada Ibu Reza (on duty stewardess), tetapi apa yang terjadi? Ibu Reza menyerahkan sejumlah uang ke Parlan dalam bentuk gepokan, sama halnya seperti yang dilakukan Bapak Agus, tentu saja Parlan menolaknya. Saya sangat menyayangkan tindakan pramugari tsb, semestinya mereka harus dengan berani mengembalikan @ Rp. 20.000 tsb langsung kepada penumpang. Akhirnya akhir dari penerbangan kami, sang pramugari mengumumkan bahwa kompensasi dapat diambil di bandara Juanda, namun apa yang terjadi? Di kantor pelayanan citilink, manajemen hanya cuci tangan atas kejadian tersebut, bayangkan saja, keterlambatan penerbangan sekitar 3 jam dan ternyata itikat baik dari pihak menajemen citilink tidak terlihat sama sekali. Front liner ticketingpun tidak berbuat apa-apa, bahkan terlihat menutup2nutupi siapa duty manager yang sedang bertugas dihari itu. Pihak Citilink masih terus berkelit masalah kompensasi tsb. Akhirnya Parlan dan beberapa rekan penumpang pria yang complain tsb menemukan kata sepakat dengan Bapak Hafidzman perwakilan dari gapura angkasa yang sedang bertugas. Sekali lagi yang saya sayangkan adalah, pihak citilink seperti cuci tangan. Akhirnya pihak citilink mengeluarkan surat pernyataan bahwa tidak mampu mengeluarkan kompensasi atas keterlambatan penerbangan kepada penumpang dan akan menyumbangkan kompensasi tsb ke yayasan sosial.
Akhirnya jadwal kami agak berantakan gara-gara citilink yang nggak ngelink,,,sempat kecewa,,tapi alhamdulillah akhirnya semangat travelling aku dan teman-teman masih menggebu-gebu, kasian juga sama 2 temanku Christin dan Melan yang sudah menunggu berjam-jam karena mereka berangkat lebih pagi dengan Air Asia.
Setelah selesai sholat dan Parlan selesai berdebat dengan pihak Citilink, akhirnya kami bisa juga meninggalkan Juanda langsung menuju Malang. Padahal awalnya mau makan siang di sekitar Mesjid Cheng Hao.
Perjalanan menuju Malang menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Sesampaikan di Malang kami langsung makan malam. Menu malam ini : aku pesan rujak cingur dan ceker pedas. Parlan pesan ceker pedas, Hening pesan Sate Ponorogo, Christin pesan Tahu campur, Wulan & Melan pesan Soto dan Fita pesan ayam kampung selimut gudeg. Slrruuuppss enak enak deh makanannya.
Sekitar jam 10 kami check in di Hotel Edo Jl Kawi. Hotel ini adalah guest house milik SMK 2, lumayan murah, bagus dan bersih.
Pagi-pagi jam 05.00 kami sudah bangun pagi, lalu berkemas untuk ke Sempu. Jiahhhh semangatttt. Menu sarapan pagi ini Pecel Kawi. Hmm yummy.....
Perjalanan menuju Sempu memakan waktu sekitar 1,5 jam. Sekitar jam 9 kami sampai di sendang biru, lalu sesuai dengan prosedur, kami ijin ke polisi hutan KSDA (Konsevasi Sumber Daya Alam) untuk mendapatkan surat ijin masuk ke sempu. Untuk ijin masuk tsb, tidak boleh dengan alasan berwisata, hanya diperbolehkan masuk kesana dengan tujuan observasi atau survei. Menurut Polisi hutan tsb semestinya kami ijin ke KSDA di Bandara Juanda, tetapi karena kami sudah terlanjur datang kesana, disana ada pos untuk pelaporan dan ijin untuk masuk ke dalam.
Alhamdulillah akhirnya kami masuk menyusuri hutan dengan semangat 45. Hhhmmmmm waktu tak terasa, akhirnya kami merasa ”kok ga sampe-sampe ya?” wkwkwkkw......Ini adalah ”The best adventure that i ever had” Keren banget deh, berkubang di lumpur, menulusuri lautan, lembah, hutan belantara, heheheh. Dengan lama trekking sekitar 2,5 jam, akhirnya aku dan teman-teman sampai juga di Laguna nan cantik di segara anakan,,,,,hmmm langitnya biru, keren, walau cuaca kurang bersahabat dan suasana ramai bocah2 yg bikin sampah, tapi totally keren......
Kami berenang dan foto narsis, sekitar jam 2 kami meninggalkan pantai menuju sendang biru dan disinilah puncak petualangan kami. Aku nyaris nyemplung jurang karena jalanan trekking sangat licin dan ditambah lagi dengan hujan yang makin mendramatisir keadaaan.......Ya Allah, aku banyak-banyak berdzikir dan minta ampun, sambil sesekali bersenandung untuk penyemangat hati. Akhirnya tanpa disadari, Cuma aku dan Wulan berdua yang jalan duluan, lah kemanakah ke-5 temanku lainnya? Akhirnya aku dan Wulan sholat di dalam hutan, dengan wudhu air hujan, lalu kami menunggu teman-teman disitu sekitar 1 jam, kami kawatir kenapa mereka belum muncul juga. Tak lama anak-anak muncul, dengan berlumur lumpur. Perjalanan kami lanjutkan, sampai akhirnya aku kelelahan dan hutan semakin gelap. Yang awalnya aku, Wulan dan Hening memimpin trekking, sekarang malah aku diposisi 3, celingak celinguk aku mencari kemana Hening dan Wulan, akhirnya aku memanggil2,,,tak ada sautan, akhirnya Fita menyaut dari belakangku,,,,walhasil aku ikut rombongan belakang, daripada aku ketakutan jalan sendiri.
Tak terasa hutan akhirnya semakin gelap, sambil menangis di dalam hati, karena ternyata kami tidak sampai-sampai, padahal yang bawa senter cuma Christin dan senternyapun kecil, kurang menerangi kami. Sekitar 30 menit kami berjalan dalam gelap gulita, dengan posisi Fita memimpin, lalu aku, Melan, Christin dan Parlan sebagai body guard kami di belakang. Terima kasih untuk Parlan yang menyemangati kami dan membawakan tripodku. Kami juga menyemangati Melan yang kondisinya paling terseok-seok diantara kami. Akhirnya datanglah secercah sinar terang dari muka,,,,Alhamdulillah akhirnya Pak Budi sang pemilik kapal menjemput kami untuk keluar dari kegelapan hutan yang mencekam. Alhamdulillah kami selamat dari terkaman binatang hutan, yang saat itu ada burung gagak, burung hantu dan banyak kalajengking yang wara wiri di kakiku. Yeachhhh ”Great Adventure Trip that i ever had”. The best forest deh buat P. Sempu. Di perjalanan menuju kapal, kami sekalian bilas badan bekas berkubang di lumpur dengan air laut, lalu naik ke kapal dengan badan setengah bersih, setidaknya kami tidak membuat kapalnya Pak Budi menjadi dekil. Kami naik kapan sekitar jam 18.30, total trekking perjalanan pulang ini 4.5 jam,,,,kereeennnnnnnn give us applause .
Sesampainya di sendang biru kami mandi dan dengan pakaian seadanya yang kami bawa. Alhamdulillah aku bawa pakaian lengkap, tetapi temanku ada yang membawa baju ganti tidak lengkap, jadi mereka terpaksa memakai bawahannya mukenah. Parlan juga Cuma pake kaos oblong, tapi akhirnya dia dipinjami jacket oleh christin. Christin sendiri nggak bawa celana, jadi dia aku pinjami celana pendekku. Sedangkan Hening, karena sepatunya sudah main lumpur, dia harus nyeker, padahal setelah dari sendang biru kami langsung menuju tempat makan, jasi :buang rasa malu kalian temans” wkwkwkwk,,,,,,,Great trip,,,berkali kali aku mengucapkan “Alhamdulillah keren banget trip kali ini “. Sujud syukur kepada Allah, Alhamdulillah karena aku dan teman-teman selamat keluar dari hutam yang mencekam itu :)
Kami makan malam di Warung Shubuh, makanannya beragam, enak, harganya reasonable lagi. Aku pesan wedang ronde dan Nasi Rawon. Parlan pesen nasi rames, usus, angsley, Fita pesan nasi rames paru, Hening pesan bakso malang, lumpia semarang dan angsley, Christin dan Melan pesan mie ayam spesial yg segede2 mie spaghetty, wulan pesan nasi rames juga. Wkwkwkwkk banyak amat makanannya, sampe perutku mau mledak. Sesampainya di hotel kami langsung ambruk.
Keesokan harinya hari terakhir dalam perjalanan kami, kami makan pagi di hotel, makan nasi goreng, lalu menuju telo-telo untuk beli oleh2 yang berbahan dasar ubi jepang ungu (taro). Oleh2 disini tidak semahal di bhek (Pasar Genteng Surabaya), total kerusakan Cuma sekitar 60.000. Kenyang beli oleh2 kami meluncur ke Mojokerto. Di perjalanan ke Mojokerto, kami melewati Mesjid Cheng Hoo di Pandaan. Mesjid tsb berarsitektur China, berwarna dominan merah dan sedikit hijau. Kami tidak berlama-lama untuk mengeksplor mesjid ini, karena sebenarnya kalau mengikuti itinerary, semestinya kami ke mesjid Cheng Hoo di hari pertama (Hari Sabtu) tetapi karena ada masalah dengan citilink, makanya jadwal jadi berantakan :p. Lalu perjalanan kami lanjutkan ke Mojokerto, tepatnya di kawasan situs Trowulan. Sekitar 1 jaman kami sudah sampai di Trowulan, kami mengunjungi candi berahu, Gapura wringin lawang, candi kendi, lalu makan siang sambel wader di kolam segaran. Hhhmmm so yummy, aku dan teman-teman pesan wader belut dan wader ayam kampung… Hmmm mak nyos banget deh rasanya. Setelah puas berkeliling candi peninggalan Majapahit, kami menuju kuil "Maha Vihara" dimana ada patung budha tidur. Katanya sih ini Patung Budha Tidur ke-3 terbesar di dunia...wow ga disangka ya di Jawa Timur ada patung budha sebesar itu (hampir ga percaya), karena yang pertama dan yang kedua sudah aku lihat di Bangkok, Thailand dan Ayutthaya, Thailand juga dan terbesar kedua di nepal. Puas foto-foto dan bernarsis ria, akhirnya kami harus menuju Bandara Juanda untuk kembali ke Jakarta pakai Citilink lagi. Alhamdulillah perjalanan pulang citilink nggak neko-neko, malahan kecepetan, karena kami lagi asyik2nya makan ice cream udah dipanggil untuk boarding.....Thanks lot buat Pak Dendy sebagai good driver, terima kasih buat Bung Parlan atas bantuan potternya dan terima kasih buat Christin dan Wulan yang menjadi teman hunting foto kali ini dan mendokumentasikan kenarsisanku (saling jepret.com), dan terakhir terima kasih untuk semuanya Melan, Christin, Parlan, Wulan sang Tour Leader & Itinerary arragement, Hening, Fita and all The Gadutz. Can’t wait for the next trip.
Hari Sabtu jam 11.30 semstinya kami sudah meninggalkan ibukota tercinta menggunakan Citilink. Ini kali pertama bagiku menggunakan maskapai penerbangan ini. Di luar dugaan, karena ada kerusakan teknis, kami baru berangkat menuju sekitar pukul 14.30. Disinilah petualangan dimulai. Salah satu temanku, Parlan awalnya hanya ingin mengabadikan kejadian dimana para penumpang complain ke pihak Citilink, karena jawaban dari Citilink yang tidak jelas mengenai ada lampu yang rusak dan mereka tidak tahu kapan selesai. Suasana saat itu makin memanas, kemudian yang awalnya temanku Parlan hanya ingin mendokumentasikan saja, malah menjadi Demonstration Leader,,,,xixiix ”vote to Parlan”. Hasil complainan itu, akhirnya pihak citilink mengeluarkan surat, dimana surat tsb ditandatangani Bapak Agus Kurniawan yang menyatakan bahwa semua penumpang mendapatkan pengembalian uang service sebesar Rp. 20.000. Saat itu pihak Citilink sudah menyerahkan uang tsb ke Parlan, tetapi karena Parlan merasa tidak berhak menerimanya, karena semestinya pihak Citilink mengembalikannya langsung ke para penumpang, dengan kata lain ”Parlan tidak digaji oleh Citilink untuk membagikan kompensasi atas delaynya penerbangan tsb”. Akhirnya bapak Agus menyarankan agar kompensasi tsb bisa diminta di pesawat (on board) dengan membawa surat pernyataan dari bapak Agus.
Sesampainya di Pesawat, Parlan menyerahkan surat kompensasi tsb kepada Ibu Reza (on duty stewardess), tetapi apa yang terjadi? Ibu Reza menyerahkan sejumlah uang ke Parlan dalam bentuk gepokan, sama halnya seperti yang dilakukan Bapak Agus, tentu saja Parlan menolaknya. Saya sangat menyayangkan tindakan pramugari tsb, semestinya mereka harus dengan berani mengembalikan @ Rp. 20.000 tsb langsung kepada penumpang. Akhirnya akhir dari penerbangan kami, sang pramugari mengumumkan bahwa kompensasi dapat diambil di bandara Juanda, namun apa yang terjadi? Di kantor pelayanan citilink, manajemen hanya cuci tangan atas kejadian tersebut, bayangkan saja, keterlambatan penerbangan sekitar 3 jam dan ternyata itikat baik dari pihak menajemen citilink tidak terlihat sama sekali. Front liner ticketingpun tidak berbuat apa-apa, bahkan terlihat menutup2nutupi siapa duty manager yang sedang bertugas dihari itu. Pihak Citilink masih terus berkelit masalah kompensasi tsb. Akhirnya Parlan dan beberapa rekan penumpang pria yang complain tsb menemukan kata sepakat dengan Bapak Hafidzman perwakilan dari gapura angkasa yang sedang bertugas. Sekali lagi yang saya sayangkan adalah, pihak citilink seperti cuci tangan. Akhirnya pihak citilink mengeluarkan surat pernyataan bahwa tidak mampu mengeluarkan kompensasi atas keterlambatan penerbangan kepada penumpang dan akan menyumbangkan kompensasi tsb ke yayasan sosial.
Akhirnya jadwal kami agak berantakan gara-gara citilink yang nggak ngelink,,,sempat kecewa,,tapi alhamdulillah akhirnya semangat travelling aku dan teman-teman masih menggebu-gebu, kasian juga sama 2 temanku Christin dan Melan yang sudah menunggu berjam-jam karena mereka berangkat lebih pagi dengan Air Asia.
Setelah selesai sholat dan Parlan selesai berdebat dengan pihak Citilink, akhirnya kami bisa juga meninggalkan Juanda langsung menuju Malang. Padahal awalnya mau makan siang di sekitar Mesjid Cheng Hao.
Perjalanan menuju Malang menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Sesampaikan di Malang kami langsung makan malam. Menu malam ini : aku pesan rujak cingur dan ceker pedas. Parlan pesan ceker pedas, Hening pesan Sate Ponorogo, Christin pesan Tahu campur, Wulan & Melan pesan Soto dan Fita pesan ayam kampung selimut gudeg. Slrruuuppss enak enak deh makanannya.
Sekitar jam 10 kami check in di Hotel Edo Jl Kawi. Hotel ini adalah guest house milik SMK 2, lumayan murah, bagus dan bersih.
Pagi-pagi jam 05.00 kami sudah bangun pagi, lalu berkemas untuk ke Sempu. Jiahhhh semangatttt. Menu sarapan pagi ini Pecel Kawi. Hmm yummy.....
Perjalanan menuju Sempu memakan waktu sekitar 1,5 jam. Sekitar jam 9 kami sampai di sendang biru, lalu sesuai dengan prosedur, kami ijin ke polisi hutan KSDA (Konsevasi Sumber Daya Alam) untuk mendapatkan surat ijin masuk ke sempu. Untuk ijin masuk tsb, tidak boleh dengan alasan berwisata, hanya diperbolehkan masuk kesana dengan tujuan observasi atau survei. Menurut Polisi hutan tsb semestinya kami ijin ke KSDA di Bandara Juanda, tetapi karena kami sudah terlanjur datang kesana, disana ada pos untuk pelaporan dan ijin untuk masuk ke dalam.
Alhamdulillah akhirnya kami masuk menyusuri hutan dengan semangat 45. Hhhmmmmm waktu tak terasa, akhirnya kami merasa ”kok ga sampe-sampe ya?” wkwkwkkw......Ini adalah ”The best adventure that i ever had” Keren banget deh, berkubang di lumpur, menulusuri lautan, lembah, hutan belantara, heheheh. Dengan lama trekking sekitar 2,5 jam, akhirnya aku dan teman-teman sampai juga di Laguna nan cantik di segara anakan,,,,,hmmm langitnya biru, keren, walau cuaca kurang bersahabat dan suasana ramai bocah2 yg bikin sampah, tapi totally keren......
Kami berenang dan foto narsis, sekitar jam 2 kami meninggalkan pantai menuju sendang biru dan disinilah puncak petualangan kami. Aku nyaris nyemplung jurang karena jalanan trekking sangat licin dan ditambah lagi dengan hujan yang makin mendramatisir keadaaan.......Ya Allah, aku banyak-banyak berdzikir dan minta ampun, sambil sesekali bersenandung untuk penyemangat hati. Akhirnya tanpa disadari, Cuma aku dan Wulan berdua yang jalan duluan, lah kemanakah ke-5 temanku lainnya? Akhirnya aku dan Wulan sholat di dalam hutan, dengan wudhu air hujan, lalu kami menunggu teman-teman disitu sekitar 1 jam, kami kawatir kenapa mereka belum muncul juga. Tak lama anak-anak muncul, dengan berlumur lumpur. Perjalanan kami lanjutkan, sampai akhirnya aku kelelahan dan hutan semakin gelap. Yang awalnya aku, Wulan dan Hening memimpin trekking, sekarang malah aku diposisi 3, celingak celinguk aku mencari kemana Hening dan Wulan, akhirnya aku memanggil2,,,tak ada sautan, akhirnya Fita menyaut dari belakangku,,,,walhasil aku ikut rombongan belakang, daripada aku ketakutan jalan sendiri.
Tak terasa hutan akhirnya semakin gelap, sambil menangis di dalam hati, karena ternyata kami tidak sampai-sampai, padahal yang bawa senter cuma Christin dan senternyapun kecil, kurang menerangi kami. Sekitar 30 menit kami berjalan dalam gelap gulita, dengan posisi Fita memimpin, lalu aku, Melan, Christin dan Parlan sebagai body guard kami di belakang. Terima kasih untuk Parlan yang menyemangati kami dan membawakan tripodku. Kami juga menyemangati Melan yang kondisinya paling terseok-seok diantara kami. Akhirnya datanglah secercah sinar terang dari muka,,,,Alhamdulillah akhirnya Pak Budi sang pemilik kapal menjemput kami untuk keluar dari kegelapan hutan yang mencekam. Alhamdulillah kami selamat dari terkaman binatang hutan, yang saat itu ada burung gagak, burung hantu dan banyak kalajengking yang wara wiri di kakiku. Yeachhhh ”Great Adventure Trip that i ever had”. The best forest deh buat P. Sempu. Di perjalanan menuju kapal, kami sekalian bilas badan bekas berkubang di lumpur dengan air laut, lalu naik ke kapal dengan badan setengah bersih, setidaknya kami tidak membuat kapalnya Pak Budi menjadi dekil. Kami naik kapan sekitar jam 18.30, total trekking perjalanan pulang ini 4.5 jam,,,,kereeennnnnnnn give us applause .
Sesampainya di sendang biru kami mandi dan dengan pakaian seadanya yang kami bawa. Alhamdulillah aku bawa pakaian lengkap, tetapi temanku ada yang membawa baju ganti tidak lengkap, jadi mereka terpaksa memakai bawahannya mukenah. Parlan juga Cuma pake kaos oblong, tapi akhirnya dia dipinjami jacket oleh christin. Christin sendiri nggak bawa celana, jadi dia aku pinjami celana pendekku. Sedangkan Hening, karena sepatunya sudah main lumpur, dia harus nyeker, padahal setelah dari sendang biru kami langsung menuju tempat makan, jasi :buang rasa malu kalian temans” wkwkwkwk,,,,,,,Great trip,,,berkali kali aku mengucapkan “Alhamdulillah keren banget trip kali ini “. Sujud syukur kepada Allah, Alhamdulillah karena aku dan teman-teman selamat keluar dari hutam yang mencekam itu :)
Kami makan malam di Warung Shubuh, makanannya beragam, enak, harganya reasonable lagi. Aku pesan wedang ronde dan Nasi Rawon. Parlan pesen nasi rames, usus, angsley, Fita pesan nasi rames paru, Hening pesan bakso malang, lumpia semarang dan angsley, Christin dan Melan pesan mie ayam spesial yg segede2 mie spaghetty, wulan pesan nasi rames juga. Wkwkwkwkk banyak amat makanannya, sampe perutku mau mledak. Sesampainya di hotel kami langsung ambruk.
Keesokan harinya hari terakhir dalam perjalanan kami, kami makan pagi di hotel, makan nasi goreng, lalu menuju telo-telo untuk beli oleh2 yang berbahan dasar ubi jepang ungu (taro). Oleh2 disini tidak semahal di bhek (Pasar Genteng Surabaya), total kerusakan Cuma sekitar 60.000. Kenyang beli oleh2 kami meluncur ke Mojokerto. Di perjalanan ke Mojokerto, kami melewati Mesjid Cheng Hoo di Pandaan. Mesjid tsb berarsitektur China, berwarna dominan merah dan sedikit hijau. Kami tidak berlama-lama untuk mengeksplor mesjid ini, karena sebenarnya kalau mengikuti itinerary, semestinya kami ke mesjid Cheng Hoo di hari pertama (Hari Sabtu) tetapi karena ada masalah dengan citilink, makanya jadwal jadi berantakan :p. Lalu perjalanan kami lanjutkan ke Mojokerto, tepatnya di kawasan situs Trowulan. Sekitar 1 jaman kami sudah sampai di Trowulan, kami mengunjungi candi berahu, Gapura wringin lawang, candi kendi, lalu makan siang sambel wader di kolam segaran. Hhhmmm so yummy, aku dan teman-teman pesan wader belut dan wader ayam kampung… Hmmm mak nyos banget deh rasanya. Setelah puas berkeliling candi peninggalan Majapahit, kami menuju kuil "Maha Vihara" dimana ada patung budha tidur. Katanya sih ini Patung Budha Tidur ke-3 terbesar di dunia...wow ga disangka ya di Jawa Timur ada patung budha sebesar itu (hampir ga percaya), karena yang pertama dan yang kedua sudah aku lihat di Bangkok, Thailand dan Ayutthaya, Thailand juga dan terbesar kedua di nepal. Puas foto-foto dan bernarsis ria, akhirnya kami harus menuju Bandara Juanda untuk kembali ke Jakarta pakai Citilink lagi. Alhamdulillah perjalanan pulang citilink nggak neko-neko, malahan kecepetan, karena kami lagi asyik2nya makan ice cream udah dipanggil untuk boarding.....Thanks lot buat Pak Dendy sebagai good driver, terima kasih buat Bung Parlan atas bantuan potternya dan terima kasih buat Christin dan Wulan yang menjadi teman hunting foto kali ini dan mendokumentasikan kenarsisanku (saling jepret.com), dan terakhir terima kasih untuk semuanya Melan, Christin, Parlan, Wulan sang Tour Leader & Itinerary arragement, Hening, Fita and all The Gadutz. Can’t wait for the next trip.
More photos bisa dilihat di :
No comments:
Post a Comment