Monday, August 22, 2011

Meleleh Sekejab 20.08.11


Berbagai clue telah menyapa
Berbagai mimpi telah terbaca
Namun hanya ada permainan teka-teki yang tersisa di dalam otak
Dalam suatu malam, berdegub jantung
Menuntun saya berkicau bak anak kecil yang over acting
Sebagai sebab musabab dari secarik karton
Karton yang membuatku bergetar
Membuatku membelalakkan mata
Sekonyong-konyong membuatku semakin terbelalak
Terbelalak mataku melihat namanya dan nama si dia terukir disana
Membuatku menjahit clue clue yang ada
Membuatku merangkai kisah-kisah lampau
Kusambung tuk kujadikan jawaban atas teka teki yang ada
Sejenak kembali normal
Sekejab kumampu menguasai amukan otak dan relung hati
Beberapa jam kemudian, tatkala malam semakin syahdu
Tatkala diri dan alunan irama mellow berdendang
Tatkala diriku selaksa dipertontonkan oleh isi mobilku
Sekejab sesuatu meleleh
Meleleh dan lumer di pinggiran wajah nan bulat
Mendadak hanya kata-kata dan lirik lagu dangdut yang dapat mewakilinya
Berakhir dengan melumernya di sudut indera penglihatanku
Lagi-lagi bersenandung reff "Cinta memang selalu harus diam, karena dalam diam tidak ada penolakan"...

No comments: