Thursday, August 23, 2018

Festival Bunga Matahari Kiyose 18-28 Agustus 2018

Ke lokasi ini bisa diakses dengan seibu ikebukuro line, turun di stasiun kiyose, pintu utara, halte nomor 2 bus no. 61. turun di グリーンタウン.

Ada 100.000 bunga matahari dengan luas 240.000 meter persegi.

Kalau mau kesini sebaiknya bawa makansn, karena daerahnya lumayan Tokyo pinggiran alias kampung.hehe.

Thursday, August 16, 2018

Obon

Minggu ini liburan obon, berbarengan dengan natsu yasumi (summer holiday). Hari ini saya dapat penjelasan tentang obon dari Imelda sensei.

OBON itu apa sih? Kalau lihat tulisan kanjinya お盆 bisa terlihat ada kanji piring 皿. Obon itu adalah nampan tempat meletakkan sesuatu. Nah kenapa masa tanggal 13-16 Agustus ini disebut OBON? Rupanya merujuk pada sesaji yang diletakkan di piring dan ditaruh di depan altar Buddha. Masa khusus untuk keluarga memanggil arwah keluarga untuk pulang ke rumah (迎え火 mukaebi) , melewati waktu bercengkerama dengan anggota keluarga yang berkumpul dan pada akhirnya pada tanggal 16 mengantar sang arwah untuk pulang (送り火 okuribi).

Dalam menyambut obon ini, bagi yang “berduit” akan memanggil pendeta Buddha untuk datang ke rumah dan berdoa di depan 仏壇 Butsudan (altar buddha tempat bersemayam “jiwa” nenek moyang). Sang Pendeta berpakaian pendeta putih dengan kimono luar berwarna hitam dari bahan jala, dan dilengkapi dengan topi “caping” untuk melindungi kepala. (Saya pernah bertanya kira-kira berapa membayar pendeta datang waktu obon, dan dijawab sekitar 100.000 yen. Hmmm pantas hanya orang kaya yang tinggal di rumah besar saja yang “berani” memanggil pendeta untuk datang).

Dalam masa OBON ini, Butsudan atau altar Buddha di rumah akan dihias dengan lampion khusus, makanan persembahan seperti buah-buahan dan kue manis, selain dupa dan batang incense お香 oko, serta bunga houzuki ほうずきyang aneh karena seperti bunga kertas melembung. Saya baru tahu bahwa namanya di Indonesia adalah ceplukan.

Adapula daerah yang menghanyutkan sesajen ini ke sungai atau laut. Sesajen akan ditaruh dalam sebuah perahu kecil dan dihanyutkan bersamaan dengan lilin. Konon ini mendoakan mereka yang kehilangan nyawanya ditelan air dan ombak.

Tetapi ini adalah tradisi yang lambat laun menghilang. Bagi warga jepang modern sekarang OBON disambut gembira karena bisa meliburkan diri dari kesibukan pekerjaan dan terik matahari. Memang pertengahan Agustus itu merupakan puncak panas-panasnya udara di Jepang. Bagi yang tidak mempunyai 仏壇 Butsudan (karena bukan anak pertama) maka cukup melakukan ziarah, nyekar ke makam keluarga, yang biasanya terletak di halaman kuil. Dan merupakan pengetahuan umum pula, bahwa makam dan kuil Buddha itu biasanya terletak di tempat yang tinggi, berbukit, dan biasanya masih banyak “hijau” pepohonan.

Bagi keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang baru meninggal, dan sudah lewat hari ke 49 (四十九日)nya, memperingati Obon pertama yang disebut 初盆 hatsubon atau 新盆 shinbon/niibon. Di daerah-daerah, keluarga akan menerima kedatangan selain saudara juga teman-teman dekat dari yang baru meninggal, yang membawa sesuatu untuk dipersembahkan.

Pada waktu OBON ini juga biasanya diadakan tari bersama yang disebut BON Odori 盆踊り. Dengan membuat lingkaran biasanya dinyanyikan bersama “Tsukiga deta deta, tsuki ga deta ya yoi yoi……” Gerakannya mudah dan saya pernah diajari : hotte hotte mata hotte (hotte= menggali, dengan gerakan menggali kanan-kiri) katsuide katsuide sagatte (katsuide = memikul memikul mundur ), lalu tepuk tangan seperti membersihkan tangan dari pasir. Tentu gerakan BON Odori berbeda di tiap daerah, tapi yang saya pelajari disebut dengan tankobushi 炭坑節 (tari penambangan batu bara) dari daerah Shizuoka. Setiap saya menarikan Bon Odori saya pasti ingat tari Sajojo deh, tarian massal di Indonesia. Tapi sepertinya gerakannya susah ya? Soalnya saya tidak bisa :D mending Bon Odori deh.

Oh ya ada satu lagi yang belum saya terangkan di sini, yaitu keberadaan Terong dan Kyuri yang diberi kaki 4, yang kadang kala tidak hanya ditaruh di depan altar, tapi juga di depan rumah. Ini adalah 精霊馬 shoryouma atau kendaraan yang dipakai oleh arwah untuk datang dan pulang. Datang dengan kyuri きゅうり (melambangkan kuda) dan pulang naik terong ナス (melambangkan sapi). Maksudnya datang naik kuda supaya cepat sampai, dan pulangnya pelan-pelan saja naik sapi :D Yang lucu ada beberapa orang Jepang yang humoris, membuat ketimunnya bukan berbentuk kuda, tapi kapal terbang. Konon kakeknya yang meninggal adalah pilot pesawat. Atau ada juga yang berbentuk sepeda Harley.

Thursday, August 9, 2018

Hari Gunung (tiap musim panas atau Agustus)

Hari ini saya dapat tambahan pelajaran dari Imelda sensei mengenai hari gunung di Jepang.

HARI GUNUNG

Hallo teman-teman, apa kabar? Jumpa lagi dalam bahasan Bahasa dan Budaya Jepang.
Kalau tulisan saya terakhir tentang Hari LAUT, kali ini saya ingin menulis tentang Hari GUNUNG. Ceritanya si Gunung tidak mau kalah dengan si Laut, sampai mau menjadi hari libur Nasional Jepang :D .

Jadi kalau teman-teman melihat tanggalan bulan Agustus, pasti tanggal 11 Agustus y.a.d. berwarna merah dan merupakan hari libur resmi. Dan hari Gunung ini sebetulnya baru “dirayakan” dua tahun saja! Yaitu sejak 2016 yang lalu.

Memang sepertinya Jepang sedang berusaha memperbanyak hari libur untuk mengerem atau memperpendek hari kerja orang Jepang (meskipun dipantek hari libur setengah tahun pun orang Jepang akan tetap bekerja di hari libur :D ), dengan memutuskan Happy Monday (menggeser hari libur ke hari Senin sehingga bisa libur berturut-turut dan menambah hari libur meskipun penetapan Yama no hi 山の日 ini dilakukan setelah 20 tahun berlalu sejak penetapan Hari Laut.

Selain daripada tujuan penetapan yang “membuat warga lebih menyadari keberadaan gunung dan menghargainya”, sebetulnya tidak ada latar belakang sejarah yang mendukung, seperti saudaranya si Hari Laut. Dengan tidak ada latar sejarahnya ini memang yang membuktikan bahwa pemerintah “mencari-cari” kesempatan untuk meliburkan warganya di bulan Agustus.

Dalam penggodokan penentuan tanggal untuk diperingati sebagai Yama no hi, awalnya ditentukan tanggal 12 Agustus. Tapi pada tanggal itu pada tahun 1985, telah terjadi kecelakaan jatuhnya pesawat 墜落事故 JAL dengan nomor penerbangan 123 di daerah Osutakano one (Prefektur Gunma) yang menelan korban 520 orang. Kecelakaan ini merupakan kecelakaan terparah dalam bidang penerbangan. Jadi, rasanya tidak etis untuk merayakan Hari Gunung pada tanggal 12. Sedangkan jika diundur ke tanggal 13, juga tidak bisa karena biasanya pada tanggal 13-14-15 Jepang merayakan Obon (meskipun bukan tanggal merah, biasanya orang Jepang pulang kampung pada hari-hari ini). Jadilah Hari Gunung dirayakan pada tanggal 11 Agustus, dan menjadi hari libur yang ke 16 dalam satu tahun di Jepang.

Jadi kesempatan juga untuk teman-teman menikmati gunung di Jepang ya? Saya sendiri belum pernah mendaki Gunung Fuji. Orang asing 外人 biasanya menyebutkan Gunung Fuji adalah Fujiyama, sedangkan orang Jepang menyebutnya dengan Fujisan. Mengapa? Sebetulnya memang kanji 山 itu bisa dibaca “yama”, dan bisa dibaca “san” (atau "zan"), jadi tidak salah kalau disebut dengan Fujiyama. Tapi orang Jepang menyebutkan Fujisan itu konon karena lebih menghormati gunung Fuji, layaknya menghormati manusia yang juga dipanggil dengan -san.

Tapi tahukah teman-teman ada berapa banyak gunung sih di Jepang? Sebetulnya Jepang itu selain bisa disebut sebagai “negara kepulauan”, juga bisa disebut dengan “negara gunung”, karena jumlahnya 16.667 gunung (menurut peta dengan skala 1:25.000)! Dan ini masih ada yang tidak tercantum namanya, sehingga mungkin lebih banyak lagi jumlahnya. Gunung yang tertinggi di Jepang tentu adalah Fujisan (3776MDPL) Sedangkan gunung yang terendah, yang tercantum dalam peta skala 1:2.00 itu setinggi 5 meter yang terletak di Osaka dan bernama Tenbouzan 天保山.

Saking banyaknya gunung di Jepang, Fukuta Kyuya, seorang novelis dan pendaki gunung memilih 100 gunung populer di Jepang 日本百名山, dan biasanya menjadi panduan atau target pendaki gunung di Jepang. Boleh berbangga, bapak mertua saya sudah menyelesaikan pendakian 100 gunung populer di Jepang pada usia 74 tahun. Sayangnya sekarang beliau harus mengurus istrinya yang sakit sehingga tidak bisa memenuhi target 200 gunung populer di Jepang.

Saya sendiri sebetulnya takut ketinggian, sehingga takut mendaki. Tapi paling sedikit ada 2 gunung yang saya ingat pernah saya daki yaitu Nokogiriyama 鋸山 (330MDPL) di Chiba dan Hachijoji-shiroyama八王子城山 (446MDPL) di Tokyo. Untuk berikutnya mau coba Takaosan 高尾山 (599MDPL).... entah kapan.

Jadi, di hari Gunung nanti teman-teman akan mencoba mendaki gunung apa? Tenbouzan yang 5 meter saja itu? :D